BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
fiksi
merupkan salah satu bentuk karya yang kreatif, maka bagaimana pengarang
mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh ceritanya pun tidak lepas dari
kebebasan kreatifitasnya. Fiksi mengandung dan menawarkan model kehidupan
seperti yang disikapi dan dialami oleh tokoh-tokoh cerita sesuai dengan
pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karenanya pengarang
sengaja menciptakan dunia dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan penuh untuk
menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya, siapapun orangnya,
apapun status sosialnya bagaimana pun perwatakanya, dan permasalahan apapun
yang dihadapinya, singkatnya pengarang berhak menampilkan tokoh, siapapun dia
orangnya walau hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata
Tokoh
cerita mempunyai tempat strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat,
moral ataupun sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Keadaan
ini juga sering berakibat kurang menguntungkan para tokoh cerita itu
sendiri dilihat dari segi kewajaranya
dalam segi bersikap dan bertindak. Tidak jarang tokoh-tokoh cerita dipaksa dan
diperalat sesbagai pembawa pesan sehingga sebagai tokoh cerita dan sebagai
pribada kurang berkembang. Secara ekstern boleh dikatakan, mereka hanya sebagai
robot yang selalu tunduk kepada kemauan
pengarang dan kepribadianya sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Ø
Memaparkan pengertian tokoh dan penokohan dalam kajian
fiksi/prosa?
Ø
Memberikan pemahaman
tentang jenia-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh?
Ø
Apa saja jenis
pembedaan penokohan?
1.2 Tujuan
Kami menyusun makalah ini agar para
pembaca bisa mengetahui pengertian, perbedaan dan fungsi dari penokohan dan
perwatakan dan dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan
bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tokoh dan Penokohan
a. Tokoh
Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu
cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995:
165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita
rekaan. Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya
berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang
diinsankan.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita
merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama
oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan-kecenderungan tertentu seperti
yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan
yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa
dalam cerita.
b.
Penokohan
Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh
cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah, pandangan
hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Menurut
Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman
(1988:22) watak adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan
tokoh lain.
Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang
disebut penokohan. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan
berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta
memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana
watak tokoh-tokoh tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh
cerita baik lahirnya maupun batinnya oleh seorang pengarang.
2.2 Pembedaan
Tokoh
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat
dibedakan kedalam beberapa jenis, diantaranya:
1. jenis tokoh bila dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya
dalam sebuah ceria, yaitu:
Ø
Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaanya dalam sebuah cerita yang bersangkutan, ia merupakan tokoh yang
paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian.
Ø
Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita
atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan
tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi
latar belakang cerita.
2.
Dilihat dari sifat tokoh, ada dua
jenis tokoh, yaitu:
Ø Tokoh protagonis
Tokoh protagonis merupakan
tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang
baik.
Ø Tokoh antagonis
Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan
kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (tokoh antagonis belum tentu jahat)
3.
Berdasarkan perwatakannya, tokoh
cerita dapat dibedakan menjadi:
Ø Tokoh sederhana
Tokoh seerhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas
pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan
monoton.
Ø Tokoh bulat
Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik
buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada
tokoh ini.
4.
Bedasarkan kriteria bekembang atau
tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh
dibedakan menjadi:
Ø
Tokoh Statis
Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak
mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai
akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam
buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
Ø
Tokoh Berkembang
Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh
yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan
sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya
berbagi sisi kejiwaannya.
5.
Bedasarkan kemungkinan pencerminan
tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita
dapat dibedakan menjadi:
Ø
Tokoh Tipikal
Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan
individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau
pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau sesuatu
yang lain yang bersifat mewakili.
Ø
Tokoh Netral
Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu
sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam
dunia fiksi.
2.3 Teknik Pelukisan Tokoh
Secara garis
besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya : pelukisan
sikap, watak, sifat, tingkah laku dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan
jati diri tokoh dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik yaitu teknik
uraian (telling) dan teknik ragaan (showing) (abrams, 1981 : 21 ) atau teknik
penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic) (altenbernd
& lewis 1966 : 56) atau teknik diskursif
(discursive), dramatic dan konstektual (Kenny, 1966 : 34-6) teknik yang pertama juga pada yang ke
dua, walaupun terdapat perbedaan istilah, namun secara esensial tidak berbeda
menyarankan pada pelukisan secaralangsung sedangkan pada pelukisan kedua secara
tidak langsung.
Berikut penjelasan kedua teknik
tersebut secara rinci :
a.
Teknik Ekspositori
Teknik ekspositori sering juga disebut sebagai teknik analitis,
yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian,
atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh
pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja
dan langsung disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat
watak, tingkah laku atau bahkan ciri fisiknya.
b.
Teknik
Dramatis
Penampilan
tokoh cerita dalan teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung. Artinya,
pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah
laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan
kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara
verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga
melalui peristiwa yang terjadi
Wujud
penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik, di
antaranya adalah :
Ø Teknik
cakapan
Ø Teknik tingkah laku
Ø pikiran
dan perasaan
Ø Teknik
arus kesadaran
Ø Teknik
reaksi tokoh
Ø Teknik reaksi tokoh lain
Ø Teknik pelukisan latar
Ø Teknik
pelukisan fisik
2.4 Pembedaan Penokohan
Dalam penokohan, watak atau karakter seorang
tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1. Dialog tokoh
2. Penjelasan tokoh
3. Penggambaran fisik
Ada
dua jenis penokohan, yaitu:
1.
Secara langsung atau
deskriptif/analitik
Dimana
pengarang langsung malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana
watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan
sebagainya.
2.
Secara tidak langsung/dramatik
Dimana
pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain
terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral,
melalui aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta
dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.
Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan
rupa, watak tokoh/pelaku:
1.
Melukiskan bentuk lahir pelaku
- Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya
- Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya
- Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku
- Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku
- Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama
- Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan segala sesuatu tentang pelaku utama
2.5
Penokohan dan Unsur Cerita yang Lain
Fiksi merupakan
sebuah keseluruhan yang utuh mempunyai ciri artistik keutuhan dan keartistikan
fiksi justru terletak pada keterjalinanya yang erat pada berbagai unsur
pembangunanya, penokohan sendiri merupakan unsur yang bersama dengan
unsur-unsur yang lain yang kemudian membentuk suatu totalitas namun perlu
dicatat penokohan merupakan unsur yang penting dalam fiksi ia merupakan salah
satu fakta cerita disamping kedua fakta cerita yang lain dengan demikian
penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan
sebuah fiksi.
Penokohan sebagai
salah satu unsur pembangunan fiksi dapat dikaji dan dianalisis keterjalinanya
dengan unsur-unsur pembangun lainya, jika fiksi yang bersangkutan merupakan
sebuah karya yang berhasil, penokohan pasti terjalin secara harmonis dan saling
melengkapi satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari berbagai
penjelesan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut antara lain:
Ø
Istilah tokoh dan penokohan menunjuk pada
pengertian yang berbeda. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita.
sedangkan Penokohan dan karakteristik menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh
tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Ø
Secara garis besar perbedaan tokoh dapat dibagi
menjadi beberapa bagian antara lain:
1.
jenis tokoh bila dilihat dari segi
peranan dan tingkat pentingnya dalam suatu cerita, yaitu tokoh utama dan tokoh
tambahan
2.
dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh,
yaitu tokoh protagonis dan Tokoh antagonis
3.
Berdasarkan perwatakannya, tokoh
cerita dapat dibedakan menjadi: Tokoh sederhana dan Tokoh bulat
4.
Bedasarkan kriteria bekembang atau
tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh
dibedakan menjadi:Tokoh Statis, dan Tokoh Berkembang
5.
Bedasarkan kemungkinan pencerminan
tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita
dapat dibedakan menjadi:Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
Ø
Teknik pelukisan
tokoh secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu teknik
ekspositori dan teknik dramatik
Ø Penokohan
harus terjalin erat dengan berbagai unsur pengembangan dalam sebuah cerita
3.2 Saran
terima kasih ini sangat membantu
BalasHapussumbernya cantumin dong bos, dapus dapus .
BalasHapusDaftar pustaka..?
BalasHapusDafpusnya mana
BalasHapus