Minggu, 29 Juni 2014

Tokoh dan Penokohan (Telaah Prosa)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
         fiksi merupkan salah satu bentuk karya yang kreatif, maka bagaimana pengarang mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh ceritanya pun tidak lepas dari kebebasan kreatifitasnya. Fiksi mengandung dan menawarkan model kehidupan seperti yang disikapi dan dialami oleh tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karenanya pengarang sengaja menciptakan dunia dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya, siapapun orangnya, apapun status sosialnya bagaimana pun perwatakanya, dan permasalahan apapun yang dihadapinya, singkatnya pengarang berhak menampilkan tokoh, siapapun dia orangnya walau hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata

         Tokoh cerita mempunyai tempat strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral ataupun sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Keadaan ini juga sering berakibat kurang menguntungkan para tokoh cerita itu sendiri  dilihat dari segi kewajaranya dalam segi bersikap dan bertindak. Tidak jarang tokoh-tokoh cerita dipaksa dan diperalat sesbagai pembawa pesan sehingga sebagai tokoh cerita dan sebagai pribada kurang berkembang. Secara ekstern boleh dikatakan, mereka hanya sebagai robot yang selalu tunduk kepada kemauan   pengarang dan kepribadianya sendiri.
1.2 Rumusan  Masalah
Ø      Memaparkan  pengertian tokoh dan penokohan dalam kajian fiksi/prosa?
Ø      Memberikan pemahaman tentang jenia-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh?
Ø      Apa saja jenis pembedaan penokohan?
1.2  Tujuan
      Kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui pengertian, perbedaan dan fungsi dari penokohan dan perwatakan dan dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tokoh dan Penokohan
a.       Tokoh
      Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995: 165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita rekaan. Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
      Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan-kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
b.                  Penokohan
      Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah, pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh lain.
      Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut penokohan. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya oleh seorang pengarang.

2.2 Pembedaan Tokoh
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis, diantaranya:
1.      jenis tokoh bila dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya dalam sebuah ceria, yaitu:
Ø      Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam sebuah cerita yang bersangkutan, ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Ø      Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
2.      Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
Ø      Tokoh protagonis
Tokoh protagonis  merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
Ø      Tokoh antagonis
Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (tokoh antagonis belum tentu jahat)
3.      Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
Ø      Tokoh sederhana
Tokoh seerhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan monoton.
Ø      Tokoh bulat
Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
4.      Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah   novel, tokoh dibedakan menjadi:
Ø      Tokoh Statis
Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan   atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
Ø      Tokoh Berkembang
Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaannya.
5.      Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
Ø      Tokoh Tipikal
Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.
Ø      Tokoh Netral
Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.

2.3 Teknik Pelukisan Tokoh
      Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya : pelukisan sikap, watak, sifat, tingkah laku dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik yaitu teknik uraian (telling) dan teknik ragaan (showing) (abrams, 1981 : 21 ) atau teknik penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic) (altenbernd & lewis 1966 : 56) atau teknik diskursif  (discursive), dramatic dan konstektual (Kenny, 1966 :  34-6) teknik yang pertama juga pada yang ke dua, walaupun terdapat perbedaan istilah, namun secara esensial tidak berbeda menyarankan pada pelukisan secaralangsung sedangkan pada pelukisan kedua secara tidak langsung.
Berikut penjelasan kedua teknik tersebut secara rinci :
a.       Teknik Ekspositori
      Teknik ekspositori sering juga disebut sebagai teknik analitis, yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat watak, tingkah laku atau bahkan ciri fisiknya.
b.    Teknik Dramatis
      Penampilan tokoh cerita dalan teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang terjadi
Wujud penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik, di antaranya adalah :
Ø      Teknik cakapan
Ø       Teknik tingkah laku
Ø      pikiran dan perasaan
Ø      Teknik arus kesadaran
Ø      Teknik reaksi tokoh
Ø       Teknik reaksi tokoh lain
Ø       Teknik pelukisan latar
Ø      Teknik pelukisan fisik

2.4 Pembedaan Penokohan
Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1.      Dialog tokoh
2.      Penjelasan tokoh
3.      Penggambaran fisik
      Ada dua jenis penokohan, yaitu:
1.      Secara langsung atau deskriptif/analitik
Dimana pengarang langsung malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
2.      Secara tidak langsung/dramatik
Dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, melalui aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.

Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan rupa, watak tokoh/pelaku:
1.      Melukiskan bentuk lahir pelaku
  1. Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya
  2. Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya
  3. Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku
  4. Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku
  5. Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama
  6. Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan segala sesuatu tentang pelaku utama
2.5 Penokohan dan Unsur Cerita yang Lain
      Fiksi merupakan sebuah keseluruhan yang utuh mempunyai ciri artistik keutuhan dan keartistikan fiksi justru terletak pada keterjalinanya yang erat pada berbagai unsur pembangunanya, penokohan sendiri merupakan unsur yang bersama dengan unsur-unsur yang lain yang kemudian membentuk suatu totalitas namun perlu dicatat penokohan merupakan unsur yang penting dalam fiksi ia merupakan salah satu fakta cerita disamping kedua fakta cerita yang lain dengan demikian penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi.
      Penokohan sebagai salah satu unsur pembangunan fiksi dapat dikaji dan dianalisis keterjalinanya dengan unsur-unsur pembangun lainya, jika fiksi yang bersangkutan merupakan sebuah karya yang berhasil, penokohan pasti terjalin secara harmonis dan saling melengkapi satu sama lain.
           
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Dari berbagai penjelesan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut antara  lain:
Ø      Istilah tokoh dan penokohan menunjuk pada pengertian yang berbeda. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. sedangkan Penokohan dan karakteristik menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Ø      Secara garis besar perbedaan tokoh dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
1.      jenis tokoh bila dilihat dari segi peranan dan tingkat pentingnya dalam suatu cerita, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan
2.       dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis dan Tokoh antagonis
3.      Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi: Tokoh sederhana dan Tokoh bulat
4.      Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah   novel, tokoh dibedakan menjadi:Tokoh Statis, dan Tokoh Berkembang
5.      Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
Ø      Teknik pelukisan  tokoh secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu teknik ekspositori dan  teknik dramatik
Ø      Penokohan harus terjalin erat dengan berbagai unsur pengembangan dalam sebuah cerita
3.2 Saran









          


4 komentar: