Minggu, 29 Juni 2014

Mata Kuliah Menulis kreatif



MENULIS KREATIF

Kreatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijabarkan sebagai memiliki daya cipta; kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yang – menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Berpijak dari sini, maka bila kita berbicara soal Penulisan Kreatif (Creative Writing), maka secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan menciptakan tulisan yang bermuatan imajinasi dan memanfaatkan kecerdasaan dalam proses penciptaannya. Lebih kurang seperti itu. Aspek dalam kreatif sendiri bisa berupa di luar kebiasaan, otentik, orisinil, khas, berkarakter, out of the box, dan lain sebagainya.

Laporan Bacaan Keterampilan Berbicara


BAB  1
PENDAHULUAN
1.1 Identitas Buku Penunjang Utama
Berikut ini adalah gambaran secara umum dari buku penunjang utama yaitu buku yang berjudul “Keterampilan Berbicara’’, yang ditulis oleh Dr. H Zulkifli Musaba, M.Pd, yang diterbitkan oleh CV. ASWAJA PRESSINDO pada tahun 2012, buku ini merupakan edisi kedua atau cetakan kedua. Tebal buku ini 184 halaman, termasuk cover, kata pengantar, dan daftar isinya. Buku ini terdiri dari Sembilan bab.
            Pada Bab satu ini membahas tentang bagaimana pentingnya peranan bahasa dalam kehidupan manusia terutama keterampilan berbicara. Dan manfaat dari keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara ini dapat diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara belajar formal dan belajar bahasa secara ilmiah atau pergaulan.            Pada bab dua ini membahas tentang pengertian dari berbicara dan karakteristik (ciri bahasa lisan) yang menjadi inti ketika seseorang berbicara, serta unsur kebahasaan yang juga perlu diperhatikan.

Tokoh dan Penokohan (Telaah Prosa)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
         fiksi merupkan salah satu bentuk karya yang kreatif, maka bagaimana pengarang mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh ceritanya pun tidak lepas dari kebebasan kreatifitasnya. Fiksi mengandung dan menawarkan model kehidupan seperti yang disikapi dan dialami oleh tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karenanya pengarang sengaja menciptakan dunia dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya, siapapun orangnya, apapun status sosialnya bagaimana pun perwatakanya, dan permasalahan apapun yang dihadapinya, singkatnya pengarang berhak menampilkan tokoh, siapapun dia orangnya walau hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata

Tugas Kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia



PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
      Berbagi penelitian telah menemukan keterampilan sosial dan emosional akan semakin penting peranannya dalam kehidupan dari pada  kemampuan intelektual. Atau dengan kata lain memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan non verbal.
      Berbagi penelitian telah menunjukkan bahwa keterampilan EQ yang sama dapat membuat anak atau siswa bersemangat tinggi dalam belajar, dan anak yang memiliki EQ yang tinggi disukai teman-temannya di arena bermain, juga akan membantunya dua puluh tahun kemudian ketika sudah masuk kedunia kerja atau ketika sudah berkeluarga.